About this course
Kursus ini memperkenalkan konsep Ma’ad atau kehidupan selepas mati serta kebangkitan menurut perspektif Islam Syiah. Disampaikan oleh Ust. Abdul Latif untuk Imam Hussain Foundation, kursus ini bertujuan memberi pemahaman mendalam mengenai ajaran asas tentang kehidupan selepas dunia, yang menjadi salah satu rukun penting dalam akidah Syiah. Melalui kursus ini, peserta akan didedahkan dengan pelbagai aspek berkaitan hari kebangkitan, pengadilan Allah, dan kehidupan kekal di akhirat.
Dalam kursus ini, Ust. Abdul Latif menerangkan secara terperinci konsep kebangkitan badan selepas mati, yang menjadi asas kepercayaan umat Islam Syiah. Beliau menegaskan bahawa setelah mati, manusia akan dibangkitkan kembali untuk menghadapi pengadilan Allah berdasarkan amalan dan niat mereka sepanjang hidup. Penjelasan tentang perjalanan roh, alam barzakh, dan proses kebangkitan turut diberikan supaya peserta dapat memahami keseluruhan proses dari kematian hingga ke kehidupan kekal.
Selain itu, kursus ini juga membincangkan tentang konsep syurga dan neraka sebagai ganjaran dan hukuman yang akan diterima manusia pada hari akhirat. Ust. Abdul Latif menjelaskan bagaimana iman kepada Ma’ad mempengaruhi cara hidup seseorang Muslim, menggalakkan mereka untuk sentiasa beramal soleh dan menjauhi segala dosa. Pengajaran ini memberi motivasi spiritual serta menanamkan kesedaran bahawa kehidupan dunia hanyalah persinggahan sementara sebelum kehidupan abadi.
Secara keseluruhan, kursus ini adalah sumber ilmu yang sangat penting bagi sesiapa yang ingin memahami lebih lanjut tentang ajaran Ma’ad dalam Islam Syiah. Dengan pendekatan yang jelas dan sistematik, Ust. Abdul Latif membantu peserta untuk memperkukuh keimanan dan meningkatkan kesedaran mengenai tanggungjawab sebagai seorang Muslim dalam menghadapi kehidupan selepas mati.
Comments (0)
1.Maad adalah kebangkitan manusia setelah meninggal.
2.Maad merupakan sesuatu yang harus terwujud, sebab tanpa maad maka penciptaan manusia akan sia-sia. Dan dunia tidak akan bisa menjadi tujuan penciptaan manusia sebab dunia adalah tempat ujian bukan balasan.
Urgensitas lain dari keberadaan maad adalah keadilan Allah . Sesuai dengan konsep tauhid yang kita pelajari bahwa Allah adalah sumber kebaikan, keindahan ,kesempurnaan dan keadilan. Dan maad merupakan salah satu bentuk implementasi keadilan Allah kepada hamba-Nya, sebab tanpa maad maka artinya Allah menyamaratakan antara orang yang beriman dan orang yang zhalim, dan ini tidak akan mungkin dilakukan oleh Allah sebagai Zhat Yang Maha Sempurna.
Urgensitas yang ketiga terkait keberadaan maad adalah bahwa Allah telah berjanji akan memberikan pahala dan rahmat kepada orang-orang yang beriman dan akan memberikan siksaan kepada orang-orang yang tidak menjalankan perintah-Nya. Dan kita tidak mendapatkan wujud dari janji tersebut di alam dunia, maka dari itu karena Allah adalah Zhat Yang tidak akan mengingkari janji maka pasti Dia akan melakukan semua janji yang telah Dia sampaikan , dan janji ini hanya akan bisa terwujud apabila ada maad.
Ugensitas keempat dari maad adalah sesungguhnya maad adalah rahmat Allah untuk hamba-hamba yang beriman. Allah menjadikan dunia sebagai tempat cobaan dan ujian bagi hamba-hamba-nya, dunia dijadikan sebagai satu proses untuk bisa menjadi insan kamil.Dengan demikian maka Allah sesuai dengan rahmat-Nya pasti akan menciptakan tempat lain sebagai tempat pemberian rahmat bagi orang-orang yang telah bersusah payah menjalankan semua perintah-Nya.
Sebagian kelompok meragukan kemungkinan terjadinya maad, mereka berpandangan bahwa apakah mungkin tubuh yang sudah hancur bisa dihidupkan kembali? Kalau bisa maka siapa yang mampu menghidupkannya?. Pandangan ini telah disinggung oleh al-Quran di surat Yasin, dan Allah dalam menjawabnya menjelaskan bahwa zhat yang akan menghidupkan kembali tubuh yang hancur adalah Dia yang menciptakannya dari ketiadaan.
Al-Quran menjelaskan bahwa menghidupkan kembali tubuh manusia yang hancur jauh lebih mudah dibangdingkan menciptakannya dari ketiadaan. Al-Quran dalam beberapa ayat menyebutkan bahwa dalil yang terkuat tentang kemungkinan terjadinya maad adalah keuasaan dan kekuataan Allah.
Allah telah menunjukkan kuasa-Nya dalam menghidupkan kembali makhluk yang telah meninggal dan salah satunya adalah tanah yang telah mati dan tidak subur. Fenomena ini sebagai bukti yang kuat bahwa kemungkinan terjadinya maad tidak bisa diragukan lagi kebenarannya.
Salah satu metode Allah untuk meyakinkan hamba-Nya tentang kebenaran maad adalah dengan melakukan maad di dunia. Fenomena maad telah terjadi di zaman nabi Musa as dan nabi Muhammad saw. Dengan demikian maka tidak ada lagi alasan untuk mengingkari maad.
Bentuk lain dari maad yang terjadi di dunia adalah kejadian yang menimpa nabi Uzair. Allah telah mematikan nabi Uzair dan kemudian Allah menghidupkannya kembali.Dan Allah pun membuktikan kebenaran maad dengan cara menghidupkan kembali burung yang telah terpotong-potong.
Islam mengajarkan kepada kita bahwa manusia setelah meninggal, roh dan jasadnya kelak akan dibangkitkan lagi. Pandangan ini telah dijelaskan oleh al-Quran ketika membicarakan tentang siksaan orang-orang yang menolak kebenaran.
Ulama teolog berbeda pendapat tentang maad jasmani, sebagian menerima maad ini dan sebagian yang lain menolaknya. Ulama teolog yang menolak maad jasmani berpendapat, sesungguhnya maad jasmani mustahil terjadi karena bertolak belakang dengan hukum akal ”sesuatu yang tiada tidak akan bisa kembali lagi”. Jawab: Kaidah ini tidak bisa diterapkan pada maad jasmani, sebab tubuh kita masih ada meskipun sudah hancur.
Kritik lain terhadap maad jasmani:
1.Maad jasmani akan melazimkan satu jasad memiliki banyak ruh, dan ini akan mengahalangi Allah untuk berbuat adil dalam penghisaban amal. Jawab:Manusia memiliki unsur asli yang tidak akan bisa bercampur dan bersatu dengan tubuh yang lain, dan unsur ini yang akan dibangkitkan.
2.Tubuh manusia tidak akan bisa dibangkitkan lagi karena proses perkembangan tubuh sudah berlalu. Jawab: Proses perkembangan tubuh tidak hanya terbatas dengan satu metode saja,tapi mungkin saja ada proses lain untuk perkembangan tubuh.
Definisi kematian bisa dijelaskan dari tiga sisi:
1.Bahasa: Kematian bermakna hilangnya kekuatan dari sesuatu.
2.Al-Quran: Kematian dalam istilah al-Quran memiliki banyak penggunaan yaitu:1.Hilangnya kekuatan berkembang dari dari hewan dan tumbuhan. 2.Hilangnya kekuatan indrawi.3. Hilangnya kekuatan akal.
3.Terminologi: Kematian adalah berpindahnya manusia dari alam dunia ke alam lain.
Manusia ketika melepaskan nafas akhirnya ada yang mudah dan ada yang sulit. Al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa kematian yang mudah itu bagi orang yang beriman dan kematian yang sulit bagi orang yang bermaksiyat. Dan untuk bisa meninggal dengan mudah kita bisa melakukan metode berikut: 1.Kita harus memiliki keimanan yang benar dan kuat. 2.Kita harus cinta kepada Nabi dan keluarganya.
Metode lain untuk mendapatkan karunia Allah berupa kematian yang mudah adalah bersilaturrami dan membaca al-Quran setelah shalat. Silaturrami artinya kita memperkokoh pondasi sosial yang ideal , sebab sosial yang ideal adalah sosial yang dibangung diatas kasih sayang.Dan begitu juga dengan membaca al-Quran,seorang hamba akan bisa memperkuat imannya dengan selalu berhubungan dengan kitabullah,dan sebagai imbalannya Allah akan mempermudah proses kematiannya.
Manusia dalam memandang kematian ada dua macam : Pertama, kamatian adalah sesuatu yang menakutkan, dan pandangan ini memiliki tiga alasan: 1.Kamatian adalah kesirnaan.2.Kematian adalah tempat dimana seorang yang bersalah akan dihukum.3.Kematian berarti mininggalkan kesenangan dunia.
Kedua, cinta kepada kematian.Pandang kedua berasumsi bahwa kematian adalah wasilah untuk melepas diri dari kesusahan dunia.
Manusia adalah merupakan objek penelitian bagi setiap pemikir dan cendikiawan. Para ulama teolog muslim berpendapat bahwa manusia memiliki dua dimensi yaitu, dimensi rohani dan dimensi jasmani.Akan tetapi untuk bisa mendapatkan pengetahuan yang pasti tentang manusia maka kita harus membahasnya lebih detail.
Para ulama teolog muslim menyebutkan dua argumen untuk membuktikan bahwa jiwa manusia adalah wujud non materi dan berikut ini argumennya:
1.Manusia mendapatkan ada dimensi pada dirinya yang tidak berubah seperti tubuhnya dari mulai kecil sampai menginjak dewasa,dan dimensi ini disebut jiwa.Kriteria ini sebagi bukti kuat bahwa jiwa manusia adalah wujud non materi.
2.Berilmu adalah satu sifat yang ada pada jiwa manusia, dan kita tidak bisa mengetahui ilmu dengan perantara indrawi. Dengan demikian maka jiwa adalah non materi.
Salah satu bukti lain bahwa jiwa manusia adalah wujud yang non materi adalah bahwa jiwa tidak bisa dibagi. Jiwa banyak memiliki sifat akan tetapi sifat-sifat ini bukanlah unsur-unsur yang membentuk jiwa. Dan jiwa manusia tidak akan sirna, sebab sirna adalah satu konsekuensi sesuatu yang berubah-ubah dan jiwa tidak memiliki kriteria ini.
Taubat merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh manusia yang berdosa karena beberapa asalan berikut ini:
1.Taubat adalah tuntutan fitrah manusia.
2.Taubat adalah pembersih jiwa manusia dari dosa.
3.Taubat bisa manarik rahmat Allah.
4.Taubat bisa mencegah turunnya musibah.
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang yang ingin bertaubat adalah syarat-syarat taubat.Para ulama menjelaskan bahwa taubat akan diterima apabila syarat-syarat dibawah ini terpenuhi:
1.Menyesal atas perbuatan salah yang telah dilakukan.
2.Berniat untuk tidak mengulangi kesalahan.
3.Meminta ampun kepada Allah.
4.Mengembalikan hak orang lain.
5.Bertaubat sebelum ajal tiba.
Allah berdasarkan hikmah-Nya berkehendak untuk tidak memberitahukan kapan manusia akan meninggal . Ada tiga hikmah dari kehendak Allah yang bisa kita pahami yaitu:1. Manusia bisa bercita-cita dalam hidupnya. 2.Menguji keimanan manusia. 3.Penyadaran akan kelemahan manusia.4.Supaya manusia selalu waspada dalam beramal.
Allah adalah Zhat Yang Hakim maka sudah pasti semua perbuatan-Nya dilandasi dengan hikmah dan tujuan yang luhur. Al-Quran mentakbirkan kematian dan kehidupan sebagai ciptaan Allah, dan keduanya merupakan bukti kekuasaan-Nya. Allah menciptakan kematian tidak lain hanya untuk menguji manusia, siapa diantara mereka yang lebih baik.
Arti Barzakh secara etimologi adalah penghalang antara dua sesuatu. Dan adapun barzakh secara terminologi berarti alam yang terletak antara alam dunia dan alam akhirat. Al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa manusia setelah meninggal akan berada di alam barzakh sampai hari kiamat.
Sesuai dengan riwayat sesungguhnya alam barzakh merupakan cermin alam akhirat, sehingga seseorang bisa mengetahui nasibnya di akhirat dengan melewati alam barzakh. Orang yang hidup juga bisa meringankan azab orang yang meninggal dengan doa dan permohonan ampun dari Allah untuknya.
Ada dua ayat al-Quran yang menjelaskan eksistensi alam barzakh yaitu :
1. Ayat yang mengatakan bahwa orang yang meninggal dijalan Allah sesungguhnya dirinya hidup di sisi-Nya.
2. Ayat yang menyinggung bahwa Firaun mendapatkan azab sebelum masuk ke alam akhirat.
Ayat-ayat ini jelas menunjukkan bahwa setelah alam dunia dan sebelum alam akhirat terdapat alam barzakh.
Alam barzakh merupakan cermin dari alam akhirat, maka dari itu Allah akan menanyakan tentang sesuatu yang prinsip kepada manusia. Diantara pertanyaan yang disodorkan oleh Allah melewati Malaikat adalah: 1.Tentang keimanan kepada Allah. 2. Tentang keimanan kepada Nabi.3.Tentang agama yang dianut.4.Tentang harta.5.Tentang umur.
Kriteria lain dari alam barzakh adalah tekanan kubur. Nabi selalu mewanti-wanti umatnya untuk senantiasa berbuat baik , kerena sedikit sekali hamba yang bisa selamat dari tekanan kubur. Oleh sebab itu banyak kita dapatkan doa-doa yang meminta kelapangan dalam kubur dari Allah.
1.Bagimana Allah memberi tekanan kubur kepada orang yang tidak dikubur didalam tanah?. Jawab: Allah berkuasa untuk memberi tekanan kubur dengan cara yang berbeda-beda seperti, memberi tekanan kubur melewati udara.
2.Alam barzakh dan alam dunia masih memiliki hubungan, dan salah satu bentuk hubungannya adalah doa anak yang shaleh bisa bermanfaat bagi kedua orang tuanya.
Nash-nash agama baik ayat maupun riwayat menjelaskan tentang catatan amal yang kelak akan diberikan oleh Allah kepada manusia di hari penghisaban. Ayat al-Quran menjelaskan bahwa setiap yang dikerjakan manusia dari mulai hal yang kecil sampai hal yang besar, baik perbuatan tersebut bersifat jasmani maupun rohani semuanya tercantum dengan detai di catatan amal yang dimiliki Allah. Hal ini tidak lain hanya untuk mewujudkan mahkamah yang adil.
Apabila Allah memberikan catatan amal dari sebelah kanan maka artinya kebaikan dan jika dari sebelah kiri artinya celaka dan penerimanya harus menerima siksa. Ulama berbeda pendapat dalam menjelaskan hakikat catatan amal manusia. Sebagian mereka meyakini bahwa hakikat catatan amal adalah diri manusia dan sebagian yang lain berpendapat bahwa hakikat catatan amal adalah apa pun yang merekam perbuaatan manusia seperti udara dsb.
Apabila Allah memberikan catatan amal dari sebelah kanan maka artinya kebaikan dan jika dari sebelah kiri artinya celaka dan penerimanya harus menerima siksa. Ulama berbeda pendapat dalam menjelaskan hakikat catatan amal manusia. Sebagian mereka meyakini bahwa hakikat catatan amal adalah diri manusia dan sebagian yang lain berpendapat bahwa hakikat catatan amal adalah apa pun yang merekam perbuaatan manusia seperti udara dsb.
Salah satu pembahasan yang menarik perhatian para teolog dan ulama tafsir adalah hadir nya amal perbuatan manusia kelak di mahkamah Allah. Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat:
1.Yang akan dihadirkan kelak adalah catatan amal perbuatan manusia.
2.Allah kelak akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk mengingat semua perbuatannya.
3.Yang dihadirkan kelak bukan amal perbuatan tapi balasannya.
4.Setiap perbuatan manusia kelak akan dihadirkan di pengadilan Allah sebagai bukti atas apa yang dilakukannya selama hidup di Dunia.
Ayat-ayat al-Quran dan riwayat serta pernjelasan dari Ibnu Abbas dan Imam Ali menguatkan kebenaran pendapat yang mengatakan bahwa kelak Allah akan menghadirkan amal perbuatan manusia di mahkamah-Nya sebagai bukti. Dalam ayat dan riwayat dijelaskan bahwa setiap manusia akan melihat dan bertemu langsungg dengan amalnya, dan nas-nas ini tidak bisa diartikan dengan sesuatu yang lain karena sangat jelas sekali maknanya.
Banyak ayat dan riwayat yang menyebutkan bahwa Allah akan menghadirkan perbuatan yang dilakukan manusia. Allah menegaskan dalam al-Quran bahwa infak yang diberikan seseorang kelak amal ini akan dihadirkan di depannya, dan begitu juga Nabi pernah mengutarakan penjelasaan malaikat Jibril bahwa setiap orang akan bertemu dengan amalnya sendiri di akhirat.
Mahkamah di akhirat adalah merupakan satu bentuk keadilan Allah kepada hamba-Nya. Allah akan menyingkap hakikat segala sesuatu kelak di akhirat, dan Allah pun di hari itu akan menghukumi pertikaian dan perselisihan yang ada di tengah-tengah umat manusia. Mahkamah Allah adalah satu pengadilan yang dibangun atas dasar kebenaran dan keadilan, dan tidak ada satu hamba pun yang akan merasa terzhalimi dan dirugikan dengan keputusan Allah .
Di mahkamah Allah akan hadir banyak saksi yang akan menceritakan semua amal manusia. Al-Quran menjelaskan bahwa kelak Allah dan semua nabi akan bersaksi atas apa yang dikerjakan oleh umat manusia. Allah menjadikan para nabi sebagai saksi karena mereka menyaksikan perbuatan umat. Al-Quran juga menjelaskan bahwa Allah memposisikan nabi Muhammad sebagai saksi para nabi terdahulu, sebab beliau adalah cahaya wujud pertama yang diciptakan dan dengan demikian beliau menyaksikan semua amal para nabi.
Selain Allah dan Nabi terdapat saksi-saksi lain yang akan menjelaskan apa yang telah dilakukan manusia di Dunia, dan saksi-saksi tersebut adalah Malaikat dan anggota tubuh manusia. Allah menugaskan dua Malaikat untuk selalu memantau , memperhatikan dan mencatat perbuatan manusia, dan kelak mereka berdua akan bersaksi atas apa yang telah diperbuat manusia di mahkamah Allah. Dan begitu juga anggota tubuh manusia seperti tangan,kulit dan anggota tubuh yang lain akan menceritakan apapun yang telah dilakukan manusia.
Bumi kelak akan mamberikan kesaksian atas apa yang telah diperbuat oleh manusia selama hidup di Dunia. Ayat al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa bumi yang kita kenal tidak bisa berbicara kelak akan mampu menyampaikan segala perbuatan manusia, dan ini merupakan bukti nyata atas kekuasaan Allah atas makhluk-Nya. Akhirat adalah alam kehidupan maka dari itu tidak mustahil jika bumi dan semua benda yang di Dunia ini tidak bisa berbicara kelak akan mampu menjelaskan dengan detail apa yang terjadi di Dunia.Dengan demikian manusia tidak akan merasa terzalimi kelak di pengadilan Allah.
Salah satu hal yang pasti ada di mahkamah Allah adalah timbangan(mizan) amal. Timbangan amal digunakan untuk mengukur amal manusia sehingga akan terwujud mahkamah yang adil. Terdapat tiga penafsiran tentang hakikat timbangan amal: 1. Timbangan amal adalah catatan amal. 2. Timbangan amal seperti timbangan di dunia dan kelak semua amal manusia akan berbentuk. 3.Timbangan amal adalah satu wasilah untuk mengukur status dan kualitas amal manusia, dan timbangan ini memilki banyak jenis seperti pribadi Nabi.
Menurut syaikh Mufid teolog muslim yang bermazhab imamiah mizan amal tidak bisa berbentuk materi, sebab fungsi mizan di mahkamah Allah adalah menentukan serta mengukur status dan kualitas amal manusia yang sebagian besarnya tidak bersifat materi seperti niat,keyakinan dsb. Dia meyakini bahwa timbangan amal adalah pribadi suci. Adapun Allamah Majlisi tidak memiliki penasiran tentang hakikat timbangan amal manusia.
Imam Jafar Shadiq menjelaskan bahwa timbangan amal adalah bentuk keadilan Allah. Dengan demikian maka timbangan amal pada haikatnya simbaul keadilan dan tidak bisa dibatasi dengan satu metode atau dua metode saja. Amal yang bisa memberatkan timbangan seseorang kelak di mahkamah Allah diantaranya adalah akhlak yang terpuji dan bershalawat kepada Nabi dan keluarganya.
Allah telah melimpahkan banyak karunia dan nikmat kepada manusia dan kelak di akhirat karunia-karunia ini akan dimintai pertanggung jawabannya. Dalam riwayat disebutkan bahwa ada beberapa karunia yang pasti akan ditanyakan oleh Allah dan diantaranya adalah: bagaimana menggunakan umur, bagaimana mendapatkan harta dan bagaimana menggunakannya, dan bagaimana bersikap dengan keluarga Nabi.
Al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa ada dua jenis penghisaban amal manusia yaitu penghisaban yang mudah dan penghisaban yang sulit. Apabila manusia berbuat baik maka hisabnya akan mudah dan sebaliknya apabila dirinya selalu berbuat buruk maka hisabnya akan sulit. Menurut Nabi ada tiga amalan yang bisa mempermudah hisab seseorang yaitu :1. Bersikap dermawan kepada orang yang bakhil kepada dirinya. 2. Menyambung silaturrahmi dengan orang yang memutuskannya. 3.Memaafkan orang yang berbuat salah.
Tingkat kesulitan hisab bergantung kepada tingkat keburukan amal yang dilakukan manusia, dan ada juga seorang hamba yang langsung divonis salah tanpa proses penghisaban dan langsung dimasukkan ke dalam neraka seperti, hamba yang menyutukan Allah dengan zat yang lain, pemimpin yang lalim, pedagang yang menipu pembelinya dan orang tua yang berzina.
Allah telah menciptakan surga sebagai balasan bagi hamba yang taat. Di surga terdapat kenikmatan materi dan kenikmatan rohani, dan kenikmatan-kenikmatan ini belum pernah dibayangkan oleh manusia. Diantara kenikmatan materi yang ada di surga adalah: 1. Kebun-kebun indah. 2. Tempat persinggahan yang nyaman.3. Makanan-makanan lezat seperti buah-buahan , daging dan berbagai makanan yang sangat lezat dan bergizi.
Kenikmatan lain yang ada di surga adalah: 1.Minuman segar yang rasanya tidak akan berubah, dan minuman surga banyak jenisnya. 2.Pakaian indah dari sutra. 3. Pasangan yang elok secara fisik dan baik secara maknawi. Semua kenikmatan-kenikmatan ini hanya diperuntukkan untuk hamba-hamba yang shaleh.
Kenikmatan lain yang pasti akan diberikan kepada hamba yang shaleh adalah kenikmatan rohani dan diantarnya adalah: 1. Kehormatan di sisi Allah dan para malaikat-Nya. 2.Rasa aman dan gembira. 3. Teman yang baik seperti Nabi, orang shaleh dan para syuhada.
Surga adalah imbalan yang besar yang hanya akan dinikmati oleh hamba-hamba pilihan Allah dan mereka adalah: 1.Orang yang beriman dan beramal shaleh. 2. Orang yang bertakwa. 3. Orang yang syahid dalam peperangan membela agama Allah.
Hamba lain yang pasti akan masuk surga adalah dia yang bersegera dalam menerima agama Allah dan semua ajaran-Nya. Dan hamba berikutnya yang pasti akan menikmati keindahan surga adalah dia yang berjihad untuk membela dan menegakkan agama Allah dengan jiwa dan hartanya. Jihad memiliki arti bersungguh-sungguh dalam menjaga dan menerapkan ajaran Allah. Dan jihad dengan artian ini bisa diterapkan dalam ekonomi , budaya dan sebagainya.
Salah satu bentuk keadilan Allah adalah Dia pasti akan membalas manusia sesuai dengan amal perbuatannya, sebab kualitas amal manusia memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Allah akan mempersiapkan balasan yang agung bagi siapa saja yang mengerjakan amalan yang besar seperti mengontrol hawa nafsu dan menggunkannya di jalan Allah.
Al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa amalan yang besar maka imbalannya pun besar. Diantara amalan yang imbalannya besar adalah sabar dan konsisten dalam kebenararan. Sabar dan istikomah dalam menjalankan perintah Allah adalah dua sifat yang tidak semua orang bisa memilikinya, sebab hal ini membutuhkan keimanan dan tegad yang kuat untuk meraih ridha Allah. Karena dua sifat ini adalah dua sifat yang sulit disandang maka Allah pun menyiapkan imbalan yang besar bagi siapa saja yang berhasil menyandang dua sifat yang mulia ini.
Dua amal yang akan meraih penghargaan berupa surga adalah taat kepada utusan Allah dan ikhlas dalam beribadah. Taat kepada utusan Allah berarti taat kepada Allah karena utusan Allah adalah penyambung antara Allah dan hamba-hambanya. Allah melewati utusan-Nya memberikan aturan kehidupan kepada manusia, oleh sebab itu taat kepadanya adalah kewajiban bagi setiap insan. Dan amalan yang berikutnya adalah ikhlas. Ikhlas adalah memurnikan niatnya dalam beribadah hanya untuk Allah.
Allah adalah Zat Yang Hakim dimana ketika berbuat maka pasti berlandaskan tujuan yang jelas dan salah satu perbuatan-Nya adalah penciptaan surga. Al-Quran menjelaskan bahwa salah satu filosofis penciptaan surga adalah memberikan motifasi kepada hamba untuk selalu berbuat baik dan selalu dekat kepada Allah. Surga adalah penghibur bagi hamba-hamba yang merasakan pahitnya kehidupan karena menjalankan perintah Allah.
Allah telah menciptakan surga dalam rangka merangsang dan memotivasi manusia untuk selalu berbuat ihsan kepada yang lain dan jujur dalam kebenaran, dan dua sifat ini adalah dasar mewujudkan sosial yang ideal. Memiliki impati kepada orang fakir dan miskin berarti menumbuhkan rasa keperdulian kepada masalah sosial, dan hal ini tidaklah mudah karena akan berbenturan dengan kepentingan pribadi, oleh sebab itu Allah menyiapkan surga bagi siapa yang bersedia berkorban untuk orang lain.
Nash-nash agama mengisyaratkan bahwa bangunan surga memiliki banyak pintu. Dalam satu ayat dijelaskan bahwa kelak ketika para penghuni surga datang maka para malaikat sudah berada di pintu surga guna menyambut hamba-hamba Allah yang mulia. Dan begitu juga riwayat menjelaskan bahwa surga memiliki banyak pintu dan setiap pintu memiiki nama dan salah satu pintu surga adalah pintu maruf, pintu mujahidin dan sbg.
Sesuai dengan penjelasan riwayat sesungguhnya pintu-pintu surga tertulis kalimat-kalimat yang suci yang menunjukkan bahwa surga hanya layak dihuni oleh hamba yang bersih. Di pintu surge tertulis banyak kalimat dan diantaranya adalah: 1.Tidak ada Tuhan selain Allah. 2.Muhammad adalah utusan Allah. 3. Ali adalah wali Allah dan saudara Rasulullah. 4.Berbakti kepada kedua orang tua dan menghormati tamu adalah cara meraih kebahagiaan di akhirat.
1.Di pintu kelima tercantum kalimat-kalimat suci yaitu: 1.Barang siapa yang tidak ingin dizalimi maka hendaknya janga menzalimi orang lain. 2. Barang siapa yang tidak ingin dicaci maka hendaknya tidak mencaci orang lain. 3. Barang siapa yang tidak ingin dihina maka hendaknya tidak menghina orang lain. 3. Barang siapa yang ingin berpegang dengan teguh dengan tali yang kuat maka hendaknya dia harus meyakini keesaan Allah, kenabian Muhammad dan kewalian Ali.
2.Surga adalah tempat yang sangat luas dan seperti penjelasan al-Quran bahwa penjelasaannya seperti langit dan bumi.
Salah satu polimik yang ada di dunia teologi adalah apakah Allah telah menciptakan surga atau belum?. Sebagian teolog berpendapat bahwa surga sudah diciptakan dan sebagiannya lagi meyakini bahwa surga belum diciptakan dengan alasan berikut ini:1. Allah adalah Zat Yang Hakim dimana semua perbuatannya pasti sempurna. 2. Ayat al-Quran dengan jelas mengatakan semua makhluk akan sirna kelak di hari kiamat. 3. Apabila Allah sudah menciptakan surga maka kelak surga akan hancur dan ini tidak sesuai dengan hikmah-Nya, sebab surga tercipta tanpa memiliki faidah.
Sebagain ulama teolog menjawab bahwa asumsi bahwa surga belum diciptakan bertolak belakang dengan ayat dan riwayat dan berikut ini penjelasannya:
1.Ayat al-Quran menjelaskan bahwa ketika Nabi diangkat kelangit dan sampai kepada sidratul muntaha maka nabi pun diperihatkan surga yang di sekitarnya.
2.Riwayat menyebutkan bahwa Nabi melihat surga dan memakan buah surga.
1.Ayat lain juga menjelaskan bahwa Sayidah Maryam telah mendapatkan buah dari surga, dan begitu juga menurut satu riwayat Sayidah Fatimah mendapatkan makanan dari surga dimana Nabi ketika mengetahuinya beliau langsung memuji Tuhan-Nya.
2.Salah satu filosofis terciptanya surge sebelum hari kiamat adalah untuk memotivasi manusia supaya untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan.
Dengan memperhatikan ayat-ayat al-Quran maka kita sampai kepada kesimpulan bahwa di dalam surga terdapat kenikmatan materi, dan dari sini muncul pertanyaan apakah kenikmatan surge tidak membosankan seprti kenikmatan yang ada di dunia?.
Jawab:
1.Tidak semua kenikmatan yang bersifat meteri itu membosankan seperti udara segar.
2.Akhirat adalah tempat dimana kenikmatannya akan selalu baru dan indah, dengan ini maka kata bosan tidak memiliki makna di di dalam surga.
1.Ayat al-Quran menjelaskan bahwa Allah itu selalu mencipta. Ayat ini juga bisa diterapkan dalam surge bahwa Allah selalu menciptakan sesuatu yang baru bagi penghuni surga.
2.Pertanyaan yang kedua yang muncul adalah: Apakah penghuni surga memahami dan menyadari akan nilainya surga ?, sebab seseorang akan memandang satu kenikmatan itu bernilai jika kenikmatan tersebut pernah hilang dari dirinya, dan surga menurut ayat dan riwayat adalah tempat yang di dalamnya tidak ada kesusahan dan kesulitan.
1.Allah kelak di akhirat akan memperlihatkan kondisi para penghuni neraka kepada penghuni surga dan juga sebaliknya. Dan menurut ayat al-Quran kelak di akhirat akan terjadi dialog antara penghuni surge dan penghuni neraka tentang janji Allah kepada orang yang taat dan orang yang pendosa. Dan ini menunjukkan bahwa ada perbandingan antara nikmat surga dan siksa neraka, dan ini akan menyadarkan penghuni surga akan nilai kenikmatan yang ada di surga.
2.Di surga juga kelak akan ada penyempurnaan kedekatan manusia kepada Allah.
1.Neraka sebagaimana surga juga memiliki banyak nama dan diantara nama-nama neraka adalah: Hawiah, Sai’r, lazha, saqor dan hathamah.
2.Allah menyebutkan dalam al-Quran bagaimana orang yang melenceng dari kebenaran dan dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat- Nya diazab di neraka. Allah telah menyiapkan api yang panas ,air mendidih, baju dari api, cambuk dari api dsb untuk menyiksa para pendosa.
Ada beberapa kelompok yang akan menghuni Neraka dan menerima azab dari Allah:
1.Orang-orang yang tidak mau menerima ajakan Nabi untuk berjalan di jalan yang benar.
2.Orang-orang yang tidak patuh kepada Allah dan tidak mengerjakan perintah-Nya.
3.Orang-orang yang tidak patuh kepada Nabi.
Kelompok lain yang pasti akan merasakan azab dari Allah adalah:
1.Orang-orang yang tidak memanfaatkan karunia Allah di jalan yang benar.
2. Orang-orang yang mengkufuri nikmat Allah.
3.Orang-orang yang berbuat aniaya kepada orang lain.
Allah adalah Zhat Yang Hakim artinya bahwa apa pun yang dikerjakan-Nya pasti berdasarkan hikmah dan alasan yang kuat dan Neraka adalah ciptaan-Nya, maka tidak akan mungkin lepas dari hikmah dan berikut ini adalah hikmah atau filosofis keberadaan Neraka:
1. Neraka adalah manifestasi kekuasaan Allah.
2.Neraka adalah bentuk keadilan Allah.
3. Neraka adalah bentuk murka Allah kepada orang lalim.
4.Neraka merupakan kelaziman dari suatu taklif ilahi yang diperuntukkan untuk manusia.
Allah telah menjelaskan dalam banyak ayat al-Quran tentang pedihnya azab Neraka dan kekalnya sebagian pendosa di dalamnya.Orang kafir adalah diantara deretan kelompok yang akan kekal di dalam Neraka, hal ini dikar nakan pengingkaran mereka akan ajaran Nabi. Allah adalah Zhat Yang suci dan Allah pun telah menciptakan tempat yang suci sebagai balasan bagi hamba yang baik, dan ketika seorang hamba kekal di dalam Neraka maka hal ini menunjukkan bahwa diri mereka kotor dan sesuatu yang kotor tidak layak berada di tempat yang suci dan Nerakalah tempat yang sesuai untuk mereka.
1.Ayat al-Quran yang menceritakan tentang kekalnya sebagian pendosa dan nasib mereka bergantung dengan kehendak Allah hal ini memiliki artian bahwa Allah adalah Sang Penguasa Tunggal dan Dia akan melakukan apa yang dikehendaki-Nya.
2.Sebagian pendosa dikecualikan dalam firman-Nya karena dalam hati mereka masih terdapat keimanan.
3.Kelak para penghuni Neraka yang dihukum abadi di dalam Neraka akan meminta kepada Allah supaya hukuman mereka diperingan tapi Allah tidak mengabulkannya dan mereka tetap kekal di dalam Neraka.
1.Ayat al-Quran menjelaskan bahwa orang - orang kafir kelak akan kekal di dalam Neraka, harta dan anak-anak mereka tidak mampu menolong diri mereka dari siksa Allah.
2.Kelompok lain yang akan kekal di dalam Neraka adalah orang-orang yang munafik, mereka adalah orang - orang yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran.
Ada dua kelompok lain yang akan dikekalkan di dalam Neraka mereka adalah orang-orang yang telah tenggelam dalam dosa dan orang-orang yang berani membunuh orang mu’min dengan sengaja.
Orang yang tenggelam dalam dosa mereka telah menutup pintu hidayah yang ada di diri mereka, mereka memiliki fitrah yang suci tapi mereka mengotorinya sehinga tidak lagi terdapat dalam diri mereka cahaya keimanan. Dan begitu juga mereka yang telah membunuh orang mu’min dengan sengaja mereka telah menjadikan Allah murka.
Dalam dunia teologi terdapat perbedaan pendapat tentang siksa pelaku dosa besar. Allamah Hilli dan Syaikh Mufid menjelaskan bahwa Syiah meyakini bahwa pelaku dosa besar tidak akan kekal di dalam Neraka dan adapun “wa’idiah”satu sekte dari kelompok khawarij meyakini bahwa para pelaku dosa besar akan kekal di dalam Neraka, menurut kelompok ini ayat al-Quran dengan jelas menyebutkan bahwa orang yang berbuat maksiat kepada Allah dan rasul-Nya akan kekal di dalam Neraka dan ini merupakan dalil yang kuat atas apa yang kita yakini.
Ayat yang dijadikan bukti bahwa para pelaku dosa besar akan kekal di dalam Neraka memiliki arti lain yang tidak diketahui oleh sebagian kelompok. Ayat tersebut memiliki arti bahwa Allah mengekalkan para pelaku dosa besar bukan karena dosa besar yang mereka lakukan, akan tetapi karena kekufur an yang ada dalam hati mereka dikar nakan dosa yang telah mereka lakukan. Dan hal ini diperkuat dengan ayat lain yang mengatakan bahwa Allah akan mengampuni semua dosa kecuali dosa syirik.
Krtik tentang kekalnya azab Neraka:
1.Menurut al-Quran manusia kelak akan disiksa secara rohani dan jasmani, dan salah satu sifat jasmani adalah sir na atau tidak kekal. Dengan landasan ini maka kekalnya azab dan diri manusia tidak sejalan.
2.Dosa adalah sesuatu yang asing bagi diri manusia karena secara zat manusia adalah makhluk yang suci. Dan azab itu berfungsi hanya untuk menghilangkan noda-noda yang ada pada diri manusia, maka dari itu azab yang kekal tidak sesuai dengan filosofis azab itu sendiri.
Jawab: 1.Wujud jasmani yang ada di akhirat itu bisa kekal bukan seperti yang ada di dunia.2. Manusia akan berubah zatnya ketika sudah tenggelam dalam dosa dan dengan begitu tidak ada lagi kesucian dalam dirinya.
Kritikan lain terkait dengan kekalnya siksa di Neraka adalah:
1.Para pendosa yang bertahun-tahun berada di dalam Neraka pada suatu saat akan terbiasa dengan apa yang meraka alami dan tubuh mereka tidak lagi merasakan rasa sakit.
2.Yang dimaksud al-Quran bahwa pendosa akan kekal di dalam Neraka adalah jenis pendosa bukan individunya.
Jawaban kritik pertama: Di dalam akhirat para pendosa tidak akan mendapatkan sesuatu yang monoton dan hal ini menunjukan bahwa para pendosa akan mendapatkan siksa yang bermacam-macaam dan mustahil mereka akan bisa menahannya karena faktor kebiasaan.
1.Sebagian orang mengatakan bahwa yang dimaksud al-Quran bahwa pendosa akan kekal di dalam Neraka adalah jenis pendosa bukan individunya. Jawab: Paham ini bersebrangan dengan apa yang kita dapatkan dari makna lahiriah ayat, sebab ayat al-Quran menjelaskan bahwa setiap individu manusia yang berdosa kelak akan diazab di Neraka.
2.Apakah lamanya azab di Neraka tidak bertentangan dengan keadilan Allah?
Jawab:Tidak, sebab yang dilihat oleh Allah adalah dampak yang dihasilkan dari dosa dan sebagian dosa memiliki dampak yang sangat buruk sehingga hukumannya pun harus berat.
Salah satu pembahasan yang menarik perhatian pakar teologi adalah pembahasan syafaat. Syafat secara bahasa memiliki arti bantuan. Dan syafaat secara istilah berarti memberi bantuan kepada sesuatu yang lemah. Membantu bisa dengan memberi karunia dan bisa juga dengan menjadi perantara. Dengan dasar inilah syafaat bisa dikaitkan untuk Tuhan dan juga bisa dikaitkan untuk makhluk.Syafaat terbagi menjadi dua: syafaat tatacipta(takwiniyah) dan syafaat tatatinta ( tasyri’iyah).
1.Syafaat tatacipta (takwiniyah) adalah syafaat yang berhubungan dengan wujud, dan syafaat tatatinta adalah syafaat yang berhubungan dengan undang-undang.
2. syafaat tatatinta(tasyri’iyah) terbagai menjadi dua yaitu: syafaat tatatinta di dunia dan di akhirat. Syafaat tatatinta yang ada di dunia seperti taubat dan takwa yang mana dua hal ini akan mendekatkan hamba kepada Allah.
Syafaat tasyri’iyah yang ada di dunia antara lain:
1.Amalan yang shaleh: Allah adalag Zhat Yang baik maka apa pun yang memiliki sifat baik akan mendekatkan kepada-Nya termasuk amal baik yang dilakukan manusia.
2.Al-Quran: Allah menjadikan al-Quran sebagai petunjuk manusia untuk mengenal dan sampai kepada-Nya.
3.Tempat yang suci seperti masjid.
4. Nabi dan para Malaikat.
Syafaat yang ada di akhirat seperti syafaatnya orang - orang yang mendapat ridha dari Allah.
Syafaat merupaka salah satu ediologi yang sangat gamblang yang ada dalam Islam, oleh karena itu semua ulama sepakat bahwa hamba-hamba yang shaleh seperti nabi ,ulama dan syuhada kelak akan mendapatkan kehormatan dari Allah untuk memberikan syafaat kepada orang lain. Syafaat hamba-hamba yang shaleh di hari kiamat merupakan satu ediologi yang benar secara nalar dan nash-nash agama.
Banyak riwayat yang membicarakan tentang syafaat dan berikut ini penjelasan riwayat terkait syafaat:
1.Para pelaku dosa besar kelak akan mendapatkan syafaat Nabi.
2.Syafaat Nabi diperuntukkan bagi siapa saja yang mencintai keluarganya.
3.Syafaat Nabi diberikan kepada orang yang bersyahadat dengan ikhlas.
4.Allah di akhirat kelak akan memberikan hak syafaat kepada Nabi.
Penjelasan lain riwayat tentang syafaat:
1.Nabi, imam Ali, ahlul bait dan orang mu’min adalah hamba-hamba yang kelak akan memberi syafaat kepada orang lain.
2.Salah satu kriteria pengikut ahlul bait adalah dia yang meyakini bahwa Nabi bisa memberi syafaat kepada umatnya.
3.Tiga golongan yang pasti akan memberi syafaat kelak di hari kiamat yaitu:para nabi, ulama dan para syuhada.
Sesuai dengan penjelasan riwayat bahwa para nabi kelak akan memberi syafaat kepada umat mereka dan Allah kelak akan memberikan kepada nabi Muhammad syafaat yang istimewa. Dalam satu riwayat Nabi pernah menjelaskan bahwa kelak Allah akan mempersilahkan dirinya untuk meminta sesuatu dan Nabi pun meminta syafaat bagi umatnya, dan Allah pun mengizinkan dirinya untuk memberikan syafaat kepada umatnya.
Al- Quran adalah salah satu kitab petunjuk yang kelak akan membantu siapa saja yang membacanya dan mengikutinya. Al- Quran adalah kitab yang tidak terdapatkan di dalamnya kecuali kebenaran dan petunjuk, oleh sebab itu barang siapa yang menjadikannya sebagi wasilah untuk meminta kepada Allah maka pasti doanya akan dikabulkan,dan barang siapa yang mempelajarinya, menyebarkan ajarannya dan mengamalkannya maka kelak dia akan mendapatkan syafaatnya.
Ahlul bait adalah orang-orang yang suci dari kotoran dosa, mereka adalah hamba-hamba pilihan Allah dan mereka adalah contoh manusia sempurna yang harus diikuti oleh umat manusia. Allah telah memuliakan ahlul bait dengan berbagai karunia dan kesempurnaan dan salah satunya adalah syafaat di hari pembalasan, mereka adalah hamba-hamba yang mendapatkan ridha Allah dan cahaya keimanan mereka bisa menghilangkan kegelapan yang meliputi umat manusia.
Allah di hari pembalasan kelak akan menunjukkan kemuliaan yang dimiliki oleh keluarga Nabi. Ahlul bait adalah hamba-hamba yang mengorbankan jiwa , harta dan kelaurga mereka untuk Allah, oleh sebab itu Allah akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memberikan syafaat kepada siapa saja yang merekaa kehendaki. Dan syarat untuk mendapatkan syafaat ahlul bait adalah cinta kepada mereka dan tidak memerangi mereka selama di dunia.
Banyak riwayat yang menegaskan bahwa hamba-hamba yang shaleh bisa memberi syafaat kepada yang lain. Dan riwayat juga menyebutkan siapa saja yang memiliki syafaat di hari akhirat,dan berikut ini adalah hamba-hamba yang akan memberikan syafaat kepada yang lain:
1.Ulama: Seorang yang mendalami ajaran agama,mengajarkannya dan mengamalkannya kelak akan diangkat martabatnya oleh Alllah melewati syafaat.
2.Para syuhada.
3.Orang-orang yang mempelajari dan mendalami al-Quran.
Orang mu’min adalah orang yang lisannya dipenuhi dengan hikmah,langkahnya membawa berkah , diamnya adalah tafakur dan dirinya selalu mengambil pelajaran dari apa yang dilihat. Allah memberi wewenang kepada orang mu’min untuk memberi syfaaf kepada orang yang dia kehendaki sebagi bentuk penghormatan-Nya kepadanya.
Muuncul di tengah-tengah kita satu kritik akan kebenaran syafaat dan berikut ini format kritiknya:
1.Allah adalah Zhat Yang adil dan melakukan janji-Nya.
2.Allah telah berjanji untuk memasukkan para pendosa ke dalam Neraka.
3. Sesuai dengan keadilan Allah maka para pendosa tidak boleh mendapatkan ampunan dari siksa Neraka.
4.Syafaat adalah permintaan ampun untuk para pendosa dan ini tidak sejalan dengan keadilan dan janji Allah.
Jawab: Allah selain Maha Adil juga Maha Pemaaaf, dan syafaat berkaitan dengan rahmat Allah, maka dari itu tidak menjadi soal jika Allah memaafkan para pendosa karena itu hak-Nya.
Kritik yang kedua tentang syafaat adalah: Syafaat merupakan satu konsep yang bersebrangan dengan sunah Allah yang tidak akab berubah, dan salag satu sunah Allah adalah menyiksa para pendosa.
Jawab: Syafaat berkaitan dengan sifat pemaaf Allah dan sifat ini juga tidak akan berubah, dengan demikian maka syafaat adalah sunah Allah.
Kritik lain terhadap konsep syafaat:
1.Syafaat merupakan satu bentuk pemetakkan dosa, padahal hakikat dosa adalah berani melawan perintah Allah dan hal ini tidak bisa dibagi-bagi.
2.Syafaat tidak sejalan dengan ilmu mutlak yang Allah miliki, sebab syafaat berarti mengkritik keputusan Allah tentang pendosa.
Jawab:
1.Allah sendiri yang membagi dosa menjadi dosa besar dan dosa kecil.
2.Syafaat artinya meminta rahmat Allah untuk pendosa dan dengan rahmat inilah maka akan datang hukum baru untuk pendosa jadi, perubahan hukum bukan karena ketidaktahuan tapi karena rahmat-Nya.
Allah adalah Zhat Yang Maha Hakim dan Penyayang dan ketika diri-Nya melakukan sesuatu maka pasti memilki alasan yang kuat dan tujuan mulia yang kembali kepada makhluk-Nya.Syafaat adalah merupakan bentuk hikmah dan rahmat Allah kepada hamba-Nya dimana dengan syafaat maka para pendosa akan memiliki harapan untuk kembali kepada jalan yang suci. Dan hal ini mengajarkan kepada kita bahwa tidak alasan bagi manusia untuk berputus asa untuk menjadi hamba yang baik.
Sebagian orang beranggapan bahwa syafaat bertentangan dengan tarbiyah manusia, karena dengan syafaat maka akan terbentuk satu anggapan dalam diri manusia bahwa setiap orang bebas untuk berbuat dosa dan nanti juga Allah akan mengampuni seberapun dosa yang dilakukan.
Jawab: Syafaat akan bertentangan dengan tarbiyah jika Allah dan Rasul-Nya menjelaskan dengan detail person-person yang akan mendapatkan syafaat, dan ini tidak ada dalam konsep syafaat.
Apakah boleh kita meminta syafaat kepada hamba Allah yang shaleh seperti Nabi?.
Jawab: Miminta syafaat kepada Nabi artinya kita meminta doa kepada Nabi supaya beliau berdoa kepada Allah untuk pengampunan kita. Nabi atau hamba-hamba yang shaleh adalah orang-orang yang memiliki kedudukan mulia di sisi-Nya, dan apabila mereka berdoa Allah pasti mengabulkan doa mereka, oleh kerena inilah kita meminta kepada mereka berdoa kepada Allah untuk pengampunan kita. Dan juga mencari wasilah untuk mendapatkan ridha Allah adalah sesuatu yang diperbolehkan, dan meminta syafaat berarti kita sedang menggunakan wasilah untuk sampai kepada Allah.
Kritik terhadap hukum meminta syafaat kepada selain Allah: Allah dengan jelas mencela perbuatan kaum musyrikin ketika menggunakan wasilah untuk dekat kepada-Nya dan perbuatan mereka pun dianggap sebagai praktek syirik.
Jawab: Apa yang dilakukan oleh kaum musyrikin berbeda dengan apa yang kita yakini dalam konsep syafaat. Kaum musyrikin dicela oleh Allah karena mereka mengakuai bahwa perantara mereka memiliki kekuasaan independen sedangkan kita tidak meyakini bahwa Nabi dan hamba shaleh lainnya memiliki sifat independen.
Syafaat merupakan satu harapan besar bagi setiap pendosa, akan tetapi tidak semua pendosa akan mendapatkan syafaat. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan syafaat Nabi dan orang-orang mu’min. Salah satu syarat atau kriteria seseorang yang akan mendapatkan syafaat adalah dia yang tidak mengingkari kebenaran yang datang dari Allah dan tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain.
Kriteria yang kedua bagi penerima syafaat Nabi adalah tidak membenci keluarga Nabi. Mencintai keluarga Nabi merupakan kewajiban yang datang dari Allah untuk umat Nabi, dan barang siapa yang tidak menjalankan perintah ini maka sama halnya dia sedang memasang hijab pada dirinya untuk mencegah pertolongan dari Allah melewati syafaat.
Dan kriteria yang ketiga bagi penerima syafaat Nabi adalah mengakui syafaat Nabi.
Hakikat iman merupakan salah satu pembahasan teologi yang menuai banyak pendapat dari para ahlinya. Sebagian kelompok mengatakan bahwa iman itu pengakuan secara lisan.
Pendapat ini tidak bisa dibenarkan karena iman merupakan sifat hati dan lisan hanya alamat iman saja. Hal ini dibuktikan dengan hukum orang munafik, Allah tidak mengatagorikan orang munafik sebagi mu’min meskipun lisannya mengucapkan syahadat.
1.Pendapat kedua mengatakan bahwa hakikat iman itu pengakuan hati dan amal.
2.Pendapat ketiga mengatakan bahwa iman hanya sebatas pengakuan secara konsep akan kebenaran agama Islam.
Kritik:
1. Amal tidak bisa dijadikan unsur yang membentuk hakikat iman karena hal ini bertentangan dengan al-Quran dan riwayat. Amal hanya hasil dan konsekuensi dari iman.
2.Pendapat ketiga tidak benar karena orang-orang musyrik pun secara konsep mengakui kebenaran Islam tapi Allah tetap tidak menggolongkan mereka menjadi orang mu’min.
Dan pendapat yang benar: Iman adalah pengakuan hati yang akan terucap oleh lisan dan akan tercermin dengan amal.
