1.Agama secara etimologi berarti balasan dan ketaatan.
2. Agama secara terminologi adalah: Satu kumpulan yang berisikan keyakinan , aturan , akhlak dan adab..
3. Agama terbentuk dengan dua pilar yaitu :1. Prinsip-prinsip agama( Ushuludin).2. Cabang-cabang agama(furu’din).
Urgensitas agama adalah:
1.Agama berkaitan dengan kebahagiaan dan kesengsaraan manusia.
2.Agama berkaitan dengan persoaalan dasar manusia .
3.Agama memberikan efek positif dalam kehidupan manusia
Metode studi ilmu teologi diantaranya adalah:
1.Metode rasional: Metode yang berpijak pada nalar.Dan metode ini sangat tepat digunakan dalam pembahasan prinsip-prinsip agama.
2. Metode tekstual: Metode yang berpijak pada teks-teks agama. Metode ini akan membantu manusia dalam persoalan-persoalan yang tidak dipahami oleh nalar.
1.Terdapat tiga aliran besar dalam dunia teologi Islam yaitu: 1. Imamiah. 2. Mu’tazilah. 3.Asyairah.
2.Prinsip-prinsip masing-masing Aliran:
1.Imamiah:Tauhid,kenabian,keadilan,imamah,ma’ad.
2.Mu’tazilah:Tauhid,keadilan,al-wa’d dan al-wa’id, manzilah bain manzilataini, al-amr bi ma’ruf wa an-nahy ‘an munkar.
3.Asyairah: Mengingkari tauhid sifati, semua kebaikan dan keburukan dari Allah swt, jabr dll.
1.Argumen pertama tentang keberadaan Allah adalah argumen keteraturan.
2. Kelebihan argumen ini adalah:
1.Mudah dipahami oleh kita.
2.Argumen ini dipakai oleh berbagai agama dan berbagai pemikir dunia.
3. Definisi keteraturan adalah:Kesesuaian dan keselarasan antara sesuatu-sesuatu dalam satu kesatuan.
Format argumen keteraturan adalah : argumen ini berpijak pada dua pijakan yaitu:1. Alam semesta adalah wujud yang teratur. 2. Setiap sesuatu yang teratur pasti memiliki sang pengatur. Konklusi: Alam semesta adalah wujud yang memiliki sang pengatur dan dia adalah Allah swt
1.Argumen wujub dan imkan adalah argumen rasional untuk membuktikan keberadaan Allah swt.
2. Format argumen ini adalah:
1.Alam semesta adalah mumkinul wujud.
2.Dan setiap mumkinul wujud membutuhkan sebab.
2. Satu-satunya wujud yang bisa menjadi sebab hakiki adalah wajibul wujud.
Konklusi:Alam semesta untuk bisa ada membutuhkan wajibul wujud.dan dia adalah Allah swt.
1.Argumen yang ketiga dalam pembuktian wujud Allah swt adalah argumen hudust.
2.Format argument ini:
1.Alam semesta dikarnakan selalu berubah maka tergolong wujud yang baru.
2.Setiap wujud yang baru membutuhkan Pencipta.
3.Pencipta hakiki hanyalah wajibul wujud.
Konklusi: Alam semesta membutuhkan wajibul wujud untuk menciptakannya.Dan dia adalah Allah swt.
Terkait persoalan mengenal sifat Allah swt terdapat dua pendapat:
1.Kita bisa mengenal sifat-sifat Allah swt sesuai dengan kadar kemampuan kita. Landasan pen adalah karena ciptaan-Nya adalah manifestasi sifat-sifat Allah swt.
2.Kita tidak bisa mengenal sifat-sifat Allah swt karena akal kita terbatas sedangkan sifat Allah swt tidak terbatas.
1.Metode rasional adalah salah satu metode untuk mengenal sifat-sifat Allah swt.
2.Salah satu contoh mengenal sifat-sifat Allah swt dengan metode rasional adalah sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Syaikh Nashiruddin Thusi yaitu: Status Allah swt sebagai wajibul wujud bisa menjadi landasan untuk mengetahui sifat-sifat kesempurnaan-Nya.
Metode lain untuk mengenal sifat-sifat Allah swt adalah:
1. Metode perenungan alam ciptaan Allah swt. Alam semesta adalah cermin dan manifestasi dari sifat-sifat Allah swt, oleh karena itu kita bisa mengenal sifat-sifat-Nya melewati perenungan ciptaan-Nya.
2.Metode syhudud atau penyaksian jiwa akan sifat-sifat Allah swt.
Sifat-sifat Allah swt dibagi menjadi dua bagian yaitu: Sifat tsubutiyah dan sifat salbiyah.
1.Sifat tsubutiyah adalah: Sifat-sifat sempurna yang disandang Allah swt.Dan sifat ini terbagi menjadi dua yaitu: Sifat zhat dan Sifat perbuatan.
2.Sifat salbiyah adalah: Sifat-sifat yang ditiadakan dan sucikan dari Allah swt.
1.Sifat zhat adalah sifat yang bisa dipahami dengan hanya melihat zhat Allah swt.
2.Salah satu sifat zhat Allah swt adalah sifat Maha Hidup. Dan kita bisa membuktikan sifat ini dengan kita berpijak kepada stastus Allah swt sebagai wajibul wujud dan Allah swt sebagai sumber kesempurnaan alam semesta.
1.Maha berilmu adalah sifat zhat yang kedua bagi Allah swt.
2.Ilmu Allah swt terbagi menjadi dua bagian:
1. Ilmu-Nya tentang diri-Nya.
2. Ilmu-Nya tentang makhluk-Nya.
3.Bukti kuat bahwa Allah swt mengetahui diri-Nya adalah Dia menciptakan ilmu ini pada manusia. Dan mustahil jika Allah swt tidak memilkinya karena pemberi pasti ia memiliki sesuatu yang telah diberikan.
Ilmu Allah terhadap makhluk-Nya terbagi menjadi dua bagian:
1.Ilmu-Nya tentang makhluk sebelum tercipta. Adapun argumennya adalah: Allah mengetahui makhluk sebelum diciptakan kerena Dia adalah sumber wujud, dan ketika Dia sumber wujud maka sudah pasti mengetahui ciptaan-Nya sebelum diciptakan.
2.Ilmu-Nya tentang makhluk setelah tercipta. Adapun argumennya adalah: Allah dan makhluk-Nya memiliki hubungan wujud , dan hubungan wujud merupakan bukti kuat bahwa Dia mengetahui makhluk-Nya setelah tercipta.
1.Sifat zhat Allah ketiga adalah Kuasa(Qudrah). Definisi kuasa adalah Apabila berkehendak maka bisa melakukan dan apabila berkehendak maka bisa meninggalkan.
2.Argumen sifat kuasa Allah adalah: 1.Allah adalah wajibul wujud dan pasti memilki segala kesempur naan. 2. Sifat kuasa adalah salah satu sifat sempurna. Dengan memperhatikan dua pijakan ini maka Allah sebagai wajibul wujud pasti memiliki sifat kuasa.
Dalam pembahasan sifat kuasa Allah terdapat dua isu penting:
Apakah Allah mampu melakukan 1.sesuatu yang mustahil seperti memasukkan benda yang besar kedalam lubang yang kecil tanpa ada perubahan pada keduanya?. Jawab: Kuasa Allah hanya berhubungan dengan sesuatu yang bisa terjadi.
.2.Apakah Allah mampu berbuat zhalim kepada hamba-Nya?.
Jawab:Allah tidak akan berbuat zhalim karena Allah adalah Zhat Yang Hakim.
Ulama teolog berbeda pendapat tentang definisi sifat iradah Allah(kehendak),sebagian mereka seperti Mula Shadra berpendapat bahwa iradah adalah pengetahuan Allah akan dirinya dan sistem alam semeata yang terbaik. Dan definisi ini dikritik oleh teolog yang lain seperti Ja’far Subhani, ia berpendapat bahwa definisi ini tidak sesuai dengan riwayat yang membedakan antara sifat ilmu dan sifat iradah. Dengan demikian definisi yang tepat untuk iradah adalah ikhtiar mutlak Allah dalam menentukan dan berbuat sesuatu.
1.Hakim adalah salah satu sifat perbuatan Allah . Dan Hikmah secara istilah memiliki dua arti yaitu: Pertama, Hikmah adalah kesempurnaan dan kekokohan dalam perbuatan. Kedua, Hikmah adalah melakukan amalan yang baik dan menghindari perbuatan keji.
2.Hikmah dengan dua arti diatas bisa dinisbahkan kepada Allah karena keduanya mengandung arti kesempurnaan.
1.Mutakalim adalah salah satu sifat perbuatan Allah yang disepakati oleh para teolog muslim.
2.Para pemikir berbeda pendapat terkait kalamullah apakah sesuatu yang baru ataukah tidak(qadim).
1.Aliran Mu’tazilah berpendapat bahwa kalamullah adalah makhluk dan sesuatu yang baru karena hakikat kalam adalah huruf-huruf dan suara yang tersusun.
2.Ulama yang lain seperti Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa kalamullah itu qadim.
3.Para filosof berpendapat bahwa kalamullah adalah sesuatu yang baru . Dan kalam ada dua yaitu: kalam lafdhi dan kalam fi’li.
Para teolog muslim berbeda pendapat terkait kolerasi antara sifat dan zhat Allah, dan berikut ini adalah pendapat-pendapat mereka.
1.Kelompok pertama mengatakan: Sifat dan zhat adalah dua hal yang berbeda dan tidak akan mungkin menjadi satu.
2.Kelompok yang kedua mengatakan: Allah tidak memiliki sifat karena bersifat melazimkan berkomponen dan ini mustahil bagi-Nya.
3.Kelompok ketiga mengatakan : Sifat dan zhat Allah meskipun secara konseptual berbeda tapi secara wujud satu dan tidak ada dualitas antar kedunya pada diri Allah.
1.Sifat Salbi adalah sifat yang ditiadakan dari zhat Allah.
2.Salah satu sifat salbi adalah berkomponen. Berkomponen melazimkan kebutuhan dan kebutuhan adalah sifat mumkinul wujud , oleh karena itu sifat ini tidak boleh ada pada zhat Allah karena dia adalah wajibul wujud dan tidak membutuhkan kepada yang lain.
1.Berjisim adalah salah satu sifat yang ditiadakan dari diri Allah. Sesuatu yang berjisim adalah sesuatu yang terbatas oleh waktu dan tempat , oleh karena itu Allah tidak boleh berjisim karena nanti terbatas , dan terbatas adalah sifatnya mumkinul wujud dan makhluk sedangkan Allah adalah wajibul wujud.
2.Ayat-ayat al-Quran yang secara lahir menisbahkan jisim kepada Allah harus diartikan lain.
Sifat - sifat lain yang harus ditiadakan dari Allah adalah berzaman, bertempat, berarah , bergerak , bisa dilihat dengan mata, dan bersatu dengan sesuatu yang lain. Semua sifat diatas adalah sifat-sifat yang terbatas dan sifat-sifat ini hanya layak dimiliki oleh mumkinul wujud. Oleh karena itu Allahsebagai wajibul wujud tidak boleh menyandang sifat-sifat ini karena tidak sesuai dengan kesempurnaan-Nya.
1.Tauhid terbagi menjadi tiga yaitu: Tauhid zhat , Tauhid sifat, dan Tauhid perbutaan.
2.Tauhid zhat memiliki dua dimensi yaitu:Tauhid wahidi dan tauhid ahadi
3.Tauhid wahidi adalah pengakuan bahwa Allah tidak memiliki sekutu. Dan adapun dalilnya adalah : Apabila dalam alam semesta terdapat dua Tuhan maka setiap dari keduanya akan tersusun dari dua bagian yaitu, bagian kesamaan dan bagian perbedaan. Dan ketersusunan melazimkan kebutuhan kepada komponen, dan ini tidak sesuai dengan kesempurnaan Tuhan.
Dimensi kedua dari tauhid zhat adalah tauhid ahadi yaitu: Pengakuan bahwa Allah tidak berkomponen. Berkomponen akan melazimkan kebutuhan kepada komponen dan kebutuhan tidak sesuai dengan kriteria wajibul wujud. Oleh sebab itu Allah tidak mungkin tersusun oleh komponen-komponen karena dia adalah wajibul wujud.
Salah satu pembahasan yang sangat urgen dalam kajian teologi adalah tauhid sifat. Tauhid sifat adalah pengakuan bahwa zhat dan sifat pada Allah adalah satu dan tidak ada dualitas diantara keduanya.Dalam hal ini terdapat tiga pendapat : 1. Sifat dan zhat adalah dua hal yang berbeda. 2. Allah tidak memiliki sifat. 3. Sifat Allah adalah zhat-Nya. Pendapat yang ketiga bersandar kepada keyakinan akan sifat dan tauhid ahadi.
Bagian tauhid yang ketiga adalah tauhid perbuatan. Tauhid perbuatanadalah pengakuan bahwa Allah tidak memiliki sekutu dalam perbuatan-Nya. Salah satu bagian dari tauhid perbuatan adalah tauhid dalam ciptaan yang bermakna bahwa alam semesta hanya memiki satu pencipta dan itu adalah Allah.
Aliran Asyairah berpendapat bahwa tauhid dalam ciptaan melazimkan penafian hukum kausalitas dari alam semesta.
Aliran Mu’tazilah tidak sepakat dengan pendangan Asyairah dan mereka berpendapat: Panafian hukum kausalitas dari alam semesta dan penafian andil manusia dalam perbuatannya tidak sesuai dengan hukum logika dan tidak sesuai dengan ayat al-Quran.Mereka berpendapat bahwa untuk menjaga keadilan Allah maka kita harus meyakini bahwa makhluk memiliki sifat mandiri setelah tercipta.
Aliran Mu’tazilah memilki dua pijakan dalam menafsirkan tauhid dalam ciptaan: 1.Pijakan filosofis : Mereka meyakini bahwa makhluk membutuhkan kepada Allah hanya dalam tahapan penciptaan. Dan oleh karena itu makhluk memilki sifat indipenden dalam segala perbuatannya.2.Pijakan ideologi akan keadilan Allah. Mereka meyakini bahwa satu-satu cara untuk menjaga keadilan Allah adalah menafikan pengaruh-Nya dalam perbuatan manusia.
Menurut aliran Imamiah pendapat Asyairah dan Mu’tazilah tidak bisa menjelaskan tauhid dalam ciptaan. Kelompok ini meyakini bahwa kita bisa mendamaikan dua pendapat ini dan kita ambil jalan tengah.Tauhid dalam ciptaan adalah satu keyakinan yang pasti benarnya , akan tetapi keyakinan ini bukan berarti menafikan hukum kausalitas dan andil manusia dalam perbuatannya.Allah adalah zhat yang memiliki pengaruh dalam alam semesta dan Dia pun mengatur alam semesta dengan hukum kausalitas.
Tauhid dalam pengaturan adalah pengakuan bahwa Allah tidak memiliki sekutu dalam pengaturan makhluk-Nya.Kita perlu membahas tauhid ini dikarnakan terkadang manusia meskipun mereka meyakini tauhid dalam ciptaan , akan tetapi disisi lain mereka meyakini bahwa dalam alam semesta terdapat banyak pengatur. Dan ini terjadi pada kaum arab pada zaman Nabi sebagaimana yang disindir oleh al-Quran.
Faidah keyakinan tauhid dalam pengaturan dalam kehidupan manusia adalah bahwa tauhid ini merupakan dasar untuk bisa ikhlas dalam beribadah dan akan memberikan ketenangan hati kepada manusia. Dan keyakinan tauhid ini juga akan memberikan warna ilahi kepada kehidupan manusia dan dengan itu kehidupan manusia pasti akan teratur dan terkontrol.
Salah satu argumen tauhid dalam pengaturan adalah apabila Allah memiliki sekutu dalam mengatur alam semesta maka alam ini akan hancur. Sebab setiap pengatur pasti memiliki kriteria tertentu dalam ciptaannya yang berbeda dengan pengatur yang lain, dan apabila alam semesta ini memiliki banyak pengatur maka alam ini akan hancur karena alam ini harus memiliki dua model aturan yang berbeda yang tidak akan bisa bersatu. Dan kenyataannya alam ini masih utuh maka pengatur hanya satu yaitu Allah.
1.Arti Qadha dalam al-Quran: Memberitahukan, memerintah,menghukumi,kehendak tata cipta,berjanji,menciptakan dan kepastian. Dan arti Qadar dalam al-Quran: Mengagungkan, ukuran.
2.Urgensitas Qadha dan Qadar adalah:
Qadha dan Qadar syarat sempurnanya iman..1
.Nasib manusia terekait dengan Qadha dan Qadar.2
3.Siapa saja mendustakan Qadha dan Qadar akan terlaknat oleh Allah.
1.Definisi Qadha adalah : Penetapan Allah setelah perancangan.Dan definisi Qadar adalah:Perancangan sesuatu dari sisi sifat ,kriteria dan kualitas.
2.Qadha dan Qadar terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1.Ilmi: Penetapan dan perancangan sesuatu telah. diketahui oleh sebelum diciptakan.
2. Aini: Pelaksanaan penetapan dan rancangan Allah akan sesuatu.
1.Pembagian lain Qadha dan Qadar : Keduanya dibagi menjadi pasti dan tidak pasti.
Faidah keyakinan kepada Qadha dan Qadar adalah. 2.
1.Keyakinan kepada Qadha dan Qadar akan memberikan harapan. kepada manusia untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan.
2.Sosial yang ideal tidak akan terwujud tanpa meyakini Qadha dan Qadar.
1.Qadha dan Qadar dipahami sesuai paham jabr yaitu , manusia tidak memiliki andil dalam perbuatannya sendiri. Dan akidah ini sudah ada jauh sebelum Islam datang.
2.Faktor munculnya paham jabr di dunia Islam:
1.Faktor politik: Paham jabr salah satu metode terbaik bagi penguasa tiran untuk mempertahankan kekuasaan mereka.
2.Faktor ediologi: Sebagian kelompok berasumsi bahwa paham jabr adalah ajaran Islam dan harus disebarkan serta diajarkan ke umat Islam.
Pada dasarnya terdapat tiga pandangan terkait permasalahan ini yaitu:
1.Paham jabr : Manusia tidak memiliki ikhtiyar dalam segala perbuatannya.
2.Paham tafwidh: Manusia memiliki ikhtiyar mutlak dalam menentukan perbuatannya.
3.Paham al-amru bainal amraini:Allah dan manusia keduanya memiliki andil dalam perbuatan manusia. Manusia memiliki andil secara langsung dan sedangkan Allah memiliki andil secara tidak langsung.
.Arti Bada secara etimologi adalah nampak, dan kata ini memiliki dua penggunaan yaitu :1. Sesuatu nampak bagi seseorang yang mana sebelumnya ia tidak mengetahuinya. 2. Sesuatu nampak bagi seseorang tapi tidak bagi orang lain.
2.Menurut kelompok Imamiah Bada adalah keyakinan semua para Nabi. Dan kelompok ini memahami istilah Bada sesuai dengan penggunaan yang kedua dari kata Bada.
1.Kelompok Imamiah meyakini bahwa Qadha dan Qadar Allah itu ada yang pasti dan yang tidak pasti.
2.Bada berkaitan dengan Qadha dan Qadar yang tidak pasti. Dan Bada dalam hal ini berarti bahwa Allah bisa merubah nasib manusia sesuai dengan ikhtiyarnya, dan oleh sebab itu Bada pada haikatnya adalah implementasi kaidah kausalitas dalam kehidupan manusia.
Bada pada dasarnya tidak hanya diyakini oleh kelompok Imamiah saja , akan tetapi paham ini pun merupakan akidah seluruh umat Islam meskipun mereka tidak menggunakan istilah bada dalam menjelaskan akidah mereka. Hal ini terbukti dengan hadist Nabi yang dinukil mereka yang berisikan tentang andil manusia dalam merubah nasib mereka.
Keyakinan Bada memiliki banyak filosofis dan diantaranya adalah:
1.Bada adalah sumber harapan bagi manusia untuk bisa meraih cita-citanya.
2.Bada pada hakikatnya adalah merupakan pengakuan bahwa Allah memiliki kekuasaan dan ikhtiyar mutak dalam keputusan-Nya.
Falsafah ketiga dari keyakinan Bada adalah bahwa Bada memiliki muatan tarbiyah dan penyadaran. Manusia melewati keyakinan kepada Bada akan dididik dan disadarkan bahwa putus asa adalah satu sifat yang lemah , sebab dirinya bisa merubah nasib buruknya menjadi nasib yang baik.
1.Pembahasan kebaikan dan keburukan rasional merupakan mukadimah untuk masuk ke pembahasan keadilan Allah.
: 2.Istilah kebaikan dan keburukan berkaitan dengan empat hal
1.Kebaikan dan keburukan yang berkaitan dengan tabiat manusia.
2.Kebaikan dan keburukan yang berkaitan dengan maslahat dan madharat.
3.Kebaikan dan keburukan yang berkaitan dengan kesempurnaan dan kekurangan.
4.Kebaikan dan keburukan yang berkaitan dengan perbuatan ikhtiyar manusia dari sisi layak dan tidak layak. Dan penggunaan yang keempat inilah yang menjadi perdebatan para teolog muslim.
1.Argumen kebaikan dan keburukan rasional adalah:
1.Perkataan Allah terkait dengan kebaikan dan keburukan sesuatu akan diterima jika kita meyakini bohong itu buruk dan Allah tidak akan berbohong. 2. Kanabian seseorang hanya akan bisa diterima oleh kita apabila kita meyakini kabaikan dan keburukan rasional.
2.Kritik paham ini adalah : Kalau paham ini benar maka tidak boleh ada perbedaan dalam penilaian buruk dan baiknya perbuatan , dan ternyata ada perbedaan seperti sifat berdusta.
1.Jawab kritik paham ini : Dalam menilai perbuatan berbohong harus melihat semua syarat-syaratnya sehingga kita bisa memberikan penilaian apakah berdusta itu baik atau buruk.
2.Kritik yang kedua : Pandangan ini telah membatasi kekuasaan Allah. Jawab: Akal hanya menyingkap keburukan dan kebaikan perbuatan bukan memaksa Allah untuk berbuat.
1.Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya
2.Adil ada tiga macam: 1.adil dalam ciptaan. 2. Adil dalam syariat.3. Adil dalam balasan.
3.Allah pasti akan melakukan keadilan karena adil adalah kesempurnaan dan setiap sesuatu yang sempurna pasti akan dilakukan oleh Allah.
1.Al-Quran telah menyingung tiga jenis dari keadilan Allah.
2.Bencana yang menimpa mu’min di dunia dikarnakan sifat dunia berkaitan dengan siapapun yang ada di dalamnya.Oleh sebab itu apabila orang sholeh mendapatkan musibah yang bersifat menyeluruh maka bukan berarti Allah zhalim.
Sebagian orang dengan dasar ayat al-Quran meyakini bahwa Allah memberi taklif kepada hamba-Nya diluar kemampuannya , seperti ayat yang menjelaskan bahwa Allah tetap mewajibkan orang-orang kafir untuk mendengar ajakan Nabi meskipun mereka tidak bisa mendengar. Jawab: Orang-orang kafir tidak menerima kebenaran karena mereka sudah menutup hati mereka bukan karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk menerima.
Allah Zhat Yang Hakim artinya Allah berbuat sesuai dengan tujuan. Dan sifat ini satu kelaziman dari zhat yang sempurna . Dan apabila Allah memiliki tujuan dalam berbuat bukan berarti Dia membutuhkan kepada tujuan-Nya ,akan tetapi Allah berbuat sesuai dengan tujuan karena hal ini merupakan perwujudan kesempurnaan-Nya.
1.Al-quran mengisyaratkan bahwa alam semesta diciptakan dengan tujuan tertentu.
2.Fenomena alam seperti banjir , gempa bumi dll adalah fenomena yang memiliki faktor dan salah satunya adalah untuk menjaga keutuhan bumi itu sendiri . Olah Karen itu fenomena ini tidak bertolak belakang dengan hikmah Allah.
1.Penilaian buruk tentang fenomena alam karena sedikitnya pengetahuan kita akan rahasia alam semesta.
2.kerusakan yang ada di bumi itu ada andil atau ulah manusia sendiri ,dan salah satunya adalah kecerobohan dan kemaksiyatan manusia.
Salah satu faidah musibah adalah mengeluarkan potensi dan kemampuan yang ada pada diri manusia, oleh karena itu musibah bisa jadi nikmat untuk dirinya. Musibah juga bisa mendorong manusia untuk meneliti rahasia alam, dan dengan ini keilmuan manusia akan berkembang . Dan faidah lain dari musibah adalah pengingatan manusia yang lalai untuk kembali kepada jalan yang benar.
Kaidah luthf adalah satu kaidah yang mengatakan bahwa Allah pasti melakukan sesuatu yang akan mendekatkan hamba kepada taat dan menjauhkannya dari maksiyat.Kaidah ini berpijak kepada hikmah Allah yang berarti bahwa Dia akan selalu melakukan perbuatan dengan sempurna.Apabila Dia berkehendak untuk menjadikan manusia sebagai hamba yang sempurna maka Dia pun harus menyediakan semua fasilitasnya dan salah satu fasilitas yang sangat urgen dalam hal ini adalah Allah memberikan jalan kepada manusia untuk bisa sampai kepada tujuan penciptaannya.
Syarat kaidah luthf adalah:1.Pemberian Allah tidak boleh memberikan kekuatan kepada manusia untuk mejalankan taklif. 2. Pemberian Allah tidak boleh memaksa manusia untuk melakukan taklif. Dengan dua syarat ini maka terjawablah satu isu yang mengatakan , apabila kaidah luthf wajib dilakukan oleh Allah maka tidak ada hamba yang berbuat maksiat. Kaidah luthf berfungsi untuk mempermudah manusia dalam mangagapai kesempurnaa dan sama sekali tidak memiliki unsur pemaksaan.
Tauhid dalam kepemilikan bermakna bahwa pemilik tunggal alam semesta berserta isinya adalah Allah. Al-Quran banyak menjelaskan tauhid ini sebagai dasar kehidupan manusia. Allah adalah pencipta alam maka sudah pasti Dia adalah Pemilikinya. Dalam al-Quran disebutkan bahwa Allah adalah Penguasa serta Pemilik tunggal alam maka dari itu diri-Nya berhak untuk memberikan kepemilikan dan kekuasaan kepada siapapun yang Ia kehendaki.
1.Allah dalam rangka menjelaskan kekuasaan-Nya dan kepemilikan-Nya atas alam semesta Dia mengangkat isu dalam al-Quran tentang akidah orang yahudi yang berasumsi bahwa Allah tidak akan mungkin menghapus syariat yang telah ditentukan. Allah dalam ayat al-Quran menjelaskan bahwa Dia adalah penguasa dan pemilik tunggak alam semesta dan manusia, maka Dia berhak untuk merubah dan mengganti satu aturan dengan aturan yang lain.
2.Allah adalah Pemilik serta Penguasa tunggal manusia maka dari itu Dia berhak untuk memberikan kekuasaan serta mengangkat seseorang menjadi pemimpin sesuai kemaslahatan.
1.Dalam ayat lain Allah menyinggung tentang ketidakberdayaa n wujud selain Allah untuk mengatur alam semesta.Ayat ini dengan jelas mengisyaratkan bahwa tidak ada wujud selain Allah yang mampu untuk mencipta dan mangatur alam semesta, dan ini menunjukan bahwa hanya Dia Pemilik tunggal alam semesta.Oleh sebab itu kita tidak boleh menyeru selain diri-Nya dan menyekutukan-Nya dengan wujud lain dalam kepemilikan dan sebagainya.
2.Tauhid dalam kepemilikan akan menjauhkan manusia dari sifat-sifat tercela seperti sombong dsb.
Urgensitas tauhid dalam pemberian rezeki:
1.Tauhid ini sebagai bentuk kesadaraan bahwa diri manusia selalu bergantung kepada Allah.
2.Tauhid ini akan memberikan nilai kepada kehidupan manusia.
3.Tauhid ini bisa mempersatukan umat manusia.
4. Tauhid ini akan mengikis sifat tercela dari hati manusia.
Argumen tauhid dalam pemberian rezeki adalah : 1.Allah adalah Pengatur tunggal alam semesta. 2.Rezeki merupakan salah satu bentuk pengaturan. Dengan demikian maka Allah adalah satu-satunya Pemberi rezeki manusia.
1.Rezeki ada dua macam: rezeki tata cipta dan rezeki tata tinta. Rezeki tata cipta mencakup seluruh makhluk hidup dan adapun rezeki tata tinta adalah rezeki yang mana Allah memperbolehkan manusia untuk menggunakannya, dan rezeki ini hanya khusus untuk manusia saja.
2. Kolerasi antara tauhid ini dengan ikhtiyar manusia adalah bahwa Allah akan memberikan rezeki kepada manusia sesuai dengan usahanya.
1. Makna tauhid dalam perundang-undangan adalah: Sesungguhnya Allah adalah satu-satunya Zhat yang mampu membuat undang-undang untuk manusia.
2.Filosofis kebutuhan manusia kepada undang-udang adalah:
1.Manusia tidak akan mendapatkan kesempurnaan tanpa melalui aturan.
2.Undang-undang akan menciptakan rasa aman dalam kehidupan sosial.
Kriteria undang-undang yang ideal:
1.Undang-undang harus sesuai dengan kebutuhan manusia, baik yang bersifat jasmani maupun maknawi.
2. Undang-undang harus sesuai dengan kemampuan manusia .
3. Undang-undang harus berlandaskan keadilan dan maslahat..
Terdapat dua Argumen untuk membuktikan kebenaran tauhid dalam perundang-undangan yaitu:
1.Untuk bisa membuat undang maka harus mengetahui objek undang-undang(manusia) , dan tidak ada yang mengetahui objek undang-undang kecuali Allah .Dengan demikian maka Allah adalah Pembuat Tunggal undang-undang untuk manusia.
2. Allah adalah wajibul wujud dan manusia adalah mumkinul wujud , dan kalau manusia dalam wujud saja membutuhkan Allah maka sudah pasti dia juga membutuhkan Allah dalam perundang-undangan .
Tugas manusia setelah meyakini bahwa Allah telah menyusun undang-undang bagi dirinya adalah:
1.Belajar dan memahami undang-undang dengan benar.
2.Mengajarkan undang-undang kepada orang yang tidak mengetahuinya.
3.Mengamalkan undang –undang di semua aspek kehidupannya.
Argumentasi tauhid dalam kepemimpinan terdiri atas beberapa pijakan yaitu:1.Manusia membutuhkan undang-undang yang sempurna. 2. Undang-undang tidak akan berpengaruh tanpa penerapan yang benar. 3.Penerapan yang benar tidak akan terealisasi tanpa pemimpin yang adil, kuat, berilmu dan terbebas dari kesalahan.4.Tidak ada pemimpin yang bisa menjamin bisa menerapkan undang-undang dengan benar kecuali Allah. Konklusi: Dengan memperhatikan poin-poin di atas maka hanya Allah yang berhak untuk memimpin manusia.
Metedo penerapan tauhid dalam kepemimpinan dalam kehidupan manusia adalah Allah memimpin manusia melalui salah satu perwakilan dari manusia yang Allah tentukan. Dan orang yang terpilih ini harus suci dari kesalahan dan patuh secara mutlak kepada-Nya.Dan dengan ini maka tauhid ini tidak melazimkan bahwa Allah harus dilihat oleh manusia.
1.Makna ibadah adalah merendahkan diri di depan zhat yang memiliki sifat ketuhanan.
2.Urgensitas pembahasan tauhid dalam ibadah:
1.Tauhid ini akan bisa menjaga manusia dari dari perbuatan yang batil.
2.Tauhid ini akan menjadikan perbuatan manusia bernilai.
3.Tauhid ini merupakan syarat kesempurnaan manusia.
Argumentasi tauhid dalam ibadah adalah:
1.Argumen rasional: Ibadah adalah perendahan diri yang didasari dengan pengakuan ketuhanan kepada zhat yang diibadahi. Dan kita meyakini bahwa tidak ada zhat yang memiliki sifat ketuhanan selain Allah. Maka dengan demikian hanya Allah yang layak diibadahi oleh manusia dan seluruh ciptaan yang lain.
2.Arguman tekstual: Al-Quran menekankan bahwa ibadah yang sebenarnya adalah ketika ibadah tersebut hanya untuk Allah.
1.Tauhid dalam ibadah banyak memiliki faidah bagi manusia dan diantaranya adalah:
1.Tauhid ini adalah asas keberhasilan dalam kehidupan manusia.
2.Tauhid ini adalah pemersatu umat manusia untuk bergerak dalam satu tujuan yaitu Allah.
3.Tauhid ini mengajarkan kita apa arti kebebasan yang hakiki.
2. Makna ayat al-Quran yang menyinggung tentang sujudnya Malaikat kepada Nabi Adam dan sujudnya Nabi Yakub kepada Nabi Yusuf memiliki arti penghormatan.
Urgensitas tauhid dalam pujian adalah:
1.Tauhid dalam pujian artinya kita mengakui bahwa Allah adalah Zhat Tunggal Yang layak dipuji , dan pengakuan ini merupakan bentuk syukur kita kepada pemberi nikmat kita.
2.Tauhid dalam pujian bisa menjadi metivator kita untuk menjadi hamba yang terbaik.
1.Urgensitas lain dari tauhid dalam pujian adalah sesungguhnya tauhid ini adalah bentuk implementasi praktis konsep-konsep tauhid zhat dan tauhid perbuatan dalam kehidupan manusia.
2.Argumen tauhid dalam pujian adalah: 1.Tauhid dalam pujian adalah pengakuan akan kesempur naan zhat yang dipuji.2.Allah sumber tunggal kesempurnaan dan keindahan alam semesta, dengan demikian maka semua kesempurnaan milik -Nya. Dengan memperhatikan dua poin ini maka hanya Allah yang berhak dipuji.
Tauhid dalam pujian banyak memiliki faidah bagi manusia dalam menjalankan roda kehidupan dan menggapai kesempur naannya , dan berikut ini adalah faidah-faidahnya :
1.Tauhid dalam pujian mempercepat pengabulan doa .
2.Tauhid dalam pujian menjauhkan manusia dari sifat sombong.
3.Tauhid dalam pujian manambahkan cinta kepada Allah.
4. Tauhid dalam pujian menjauhkan manusia dari sifat riya.
Urgensitas tauhid dalam doa adalah:
1.Doa adalah bentuk ibadah, dan menyekutukan Allah dalam doa maka berarti tidak mengamalkan tauhid dalam ibadah.
2.Doa akan bisa merubah nasib seorang mukmin apabila dilandasi dengan tauhid dalam doa.
3. Doa adalah wasilah kedekatan hamba kepada Allah, , dan hal ini tidak akan terwujud tanpa didasari dengan tauhid dalam doa.
Tauhid dalam doa memiliki dua jenis argumen yaitu:
1.Argumen Rasional:1.Doa dalah permintaan dan permintaan hanya bisa dipenuhi oleh zhat yang kaya. 2. Tidak ada zhat yang kaya kecuali Allah. Konklusi: Hanya Allah yang berhak untuk dimintai, karena hanya Dia yang bisa memenuhi permintaan manusia.
2.Argumen tektual:
1.Zhat yang berhak dimintai adalah dia yang mengatur manusia dan dia adalah Allah.
2. Zhat yang berhak dimintai adalah dia yang berpengaruh dan dia hanya Allah.
3. Zhat yang berhak dimintai adalah dia yang memiliki dan dia hanyalah Allah.
Tauhid dalam ketaatan merupakan bentuk tauhid praktis yang akan mengajarkan manusia tentang siapa dirinya dan bagaimana ia bersikap dengan Allah sebagai Pencipta dan Pemberi nikmatnya. Tauhid ini merupakan bentuk implementasi dari konsep tauhid dalam perbuatan, oleh sebab itu pembahasan tauhid ini sangat urgen bagi setiap manusia.
Urgensitas lain dari tauhid dalam ketaatan adalah kita akan mengetahui bahwa zhat yang berhak untuk ditaati adalah Allah, dan ini akan bisa menjadi dasar hubungan sosial yang ideal. Satu masyarakat yang terbentuk berdasarkan tauhid dalam ketaatan maka sudah pasti masyarakat tersebut akan memiliki budaya yang luhur, sebab tauhid ini mengajarkan bahwa semua manusia memiliki kedudukan yang sama.
1.Tauhid dalam ketaatan dapat dibuktikan kebenarannya dengan dua jenis argumen yaitu
1.Argumen rasional: 1. Taat adalah kepatuhan kepada pemberi nikmat. 2. Pemberi nikmat hanya Allah. Konklusi : hanya Allah yang berkah untuk ditaati.
2. Argumen tekstual: Allah memerintahkan kita untuk taat kepada dirin-NYa dan Dia tidak memperbolehkan hamba-Nya untuk menyukutukan-Nya dengan sesuatu yang lain dalam ketaatan.
2.Taat kepada selain Allah akan dibenarkan apabila dengan izin Allah, seperti taat kita kepada Nabi.

À propos de ce cours
Kursus Teologi Islam bersama Ustaz Abdul Latif dirancang untuk memperdalam pemahaman peserta mengenai asas-asas keimanan dan prinsip tauhid (keesaan Allah). Dimulai dengan definisi dan urgensitas agama, peserta diajak memahami peranan agama dalam membimbing manusia menuju kebenaran dan kebahagiaan dunia akhirat. Metode studi ilmu teologi serta berbagai aliran dalam Islam dijelaskan untuk membekali peserta dengan pendekatan ilmiah dan kritis dalam menelaah aqidah.
Kursus ini menekankan pembuktian keberadaan Allah SWT, meliputi argumen filosofis dan rasional, serta penjelasan mendalam mengenai sifat-sifat Allah, baik zat, perbuatan, maupun sifat salbi. Peserta akan mempelajari korelasi antara sifat dan zat Allah, sehingga memahami kesempurnaan Ilahi dalam segala aspek kehidupan.
Topik tauhid menjadi fokus utama, membahas tauhid dalam pengaturan alam semesta, kepemilikan, pemberian rezeki, perundang-undangan, kepemimpinan, ibadah, pujian, doa, dan ketaatan. Pendalaman ini membantu peserta mengaplikasikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari secara praktis dan spiritual.
Selain itu, kursus membahas qadha dan qadar, korelasinya dengan ikhtiyar manusia, serta keyakinan bada dalam Islam, sehingga peserta memperoleh pemahaman komprehensif tentang takdir, kehendak, dan tanggung jawab manusia. Keadilan Allah, hikmah dalam perbuatan-Nya, serta kaidah luthf juga diulas untuk menumbuhkan kesadaran akan kebijaksanaan Ilahi.
Dengan kombinasi materi teori, praktik, dan refleksi spiritual, peserta didorong untuk meningkatkan keimanan, meneguhkan tauhid, serta menginternalisasi nilai-nilai akidah dalam perilaku sehari-hari. Kursus ini ideal bagi siapa saja yang ingin memperdalam ilmu tauhid, memahami sifat Allah, dan menerapkan prinsip teologi Islam dalam kehidupan nyata secara holistik.